Rabu, 11 Agustus 2010

Meninggalkan Jihad: Menjerumuskan Diri dalam Kebinasaan


Bismillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada penutup para nabi dan Rasul, Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.
Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an:
وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
"Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Al Hadid: 25)
Besi adalah senjata: Pistol, senapan, tank, dan pesawat tempur. Besi adalah kekuatan. Tetapi di sana ada kekuatann yang lebih dahsyat daripada besi, yaitu ilmu dan iman. Kita membutuhkan ilmu untuk mengarahkan jihad.
Sesungguhnya para mujahidin dalam segala kondisi dan keadaannya berada di atas kebaikan. Mereka bersandar kepada kalam Allah dan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kita memiliki asas yang kokoh yang tegak di atas syari'ah.
Allah Ta'ala berfirman:
وَلا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." (QS. Al-Hadid: 195)
Ayat ini diturunkan berkaitan dengan jihad. Namun sayang terkadang ada orang yang menjadikan ayat tersebut sebagai dalih untuk meninggalkan jihad dalam menghadapi musuh yang memiliki kekuatan besar, semacam Rusia, Amerika, dan tentara sekutu.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Dari Aslam bin Abi Imran berkata, "Ada seorang dari kaum muhajirin di Kostantinopel menyerang barisan musuh hingga mengoyak-ngoyak mereka, sedang bersama kami ada Abu Ayub al-Anshari. Lalu orang-orang berkata, "Orang itu telah mencampakkan dirinya sendiri ke dalam kebinasaan?" Maka Abu Ayub berkata, "kami  lebih mengetahui tentang ayat ini. Sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan kami. Kami telah menjadi sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengalami beberapa peperangan bersama beliau dan kami membela beliau. Dan ketika Islam telah tersebar dan menang, kami kaum Anshar berkumpul untuk bersuka cita. Lalu kami berucap, 'Sesungguhnya Allah telah memuliakan kita dengan menjadi sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan membela beliau sehingga Islam tersebar luas dan pemeluknya semakin banyak. Kita telah mengutamakan beliau atas keluarga, harta, dan anak-anak. Peperangan pun kini telah usai, maka sebaiknya kita kembali kepada keluarga dan anak-anak kita, dan tinggal bersama mereka.' Karena itu, turunlah ayat:
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan." (QS. Al Baqarah: 195)
Sesungguhnya kebinasaan terletak pada tindakan kami untuk tingal bersama keluarga dan mengurusi harta serta meninggalkan jihad." (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, al-Nasai, Ibnu Humaid dalam tafsirnya, Ibnu Abiu Hatim, Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawaih, al Hafidz Abu Ya'la dalam Musnad-Nya, Ibnu Hibban dalam shahihnya, al Hakim dalam Mustadraknya)
Abu Bakar bin Iyasy meriwayatkan dari Abu Ishaq al Suba'I, bahwa ada seorang mengatakan kepada al-Bara' bin 'Azib, "Jika aku menyerang musuh sendirian, lalu mereka membunuhku , apakah aku telah mencampakkan diriku ke dalam kebinasaan?" Al-Bara' menjawab, "tidak karena Allah Ta'ala berfirman kepada Rasul-Nya,
فَقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لا تُكَلَّفُ إِلا نَفْسَكَ
"Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri." (QS. Al Nisa': 84). Sedangkan ini (QS. Al-Baqarah: 195) berkenaan dengan infaq." (HR. Ibnu Mardawaih, dan al-Hakim dalam Mustadraknya dan berkata, "Shahih sesuai syarat Syaikhain namun keduanya tidak mengeluarkannya.")
Ibnu Katsir rahimahullah melanjutkan, "Ayat ini mengandung perintah berinfak di jalan Allah dalam berbagai segi amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dan macam-macam ketaatan. Khususnya membelanjakan harta untuk memerangi musuh serta memperkuat kaum muslimin dalam menghadapi musuh-musuhnya. Selain itu, ayat ini juga memberitahukan bahwa meninggalkan semua itu termasuk kehanduran dan kebinasaan, jika dia biasa dan melaziminya.
Syaikh Abdul Rahman bin Nashir al Sa'di berkata, "Jihad fi sabilillah tidak akan tegak kecuali berada di atas infak. Bagi jihad, infak ibarat ruhnya. Jihad tidak mungkin ada tanpanya. Dan meninggalkan infak fi sabilillah berarti memandulkan jihad, mendukung musuh dan memperkuat perlawanan mereka."
Hal ini akan berakibat musuh bisa datang kapan saja untuk membunuh orang Islam. Dan jika kita tidak melakukan upaya apapun pasti musibah ini semakin besar. Dan tidak bangkitnya kita melawan mereka, telah menjerumuskan diri kita ke lembah kehancuran.
"Jihad fi sabilillah tidak akan tegak kecuali berada di atas infak.
Bagi jihad, infak ibarat ruhnya.
Jihad tidak mungkin ada tanpanya.
Dan meninggalkan infak fi sabilillah berarti memandulkan jihad, mendukung musuh dan memperkuat perlawanan mereka."
Imam Jalaludin al Suyuti berkata, "Sesungguhnya kebinasaan itu dengan meninggalkan jihad dan infak di jalan Allah. Karena hal itu memberikan kemenangan kepada musuh-musuh Islam dan kekuatan untuk menguasai kaum muslimin."
Tidak seorang ulama yang berkata bahwa makna ayat ini adalah kita wajib untuk tidak menempuh jihad sehingga kita tidak menyiksa diri sendiri. Tetapi mereka bersepakat bahwa menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan dalam ayat ini adalah dengan meninggalkan jihad.
Ada alasan lain yang dipaksakan, bahwa mereka meyakini berada pada fase Makkah, kesempatan untuk dakwah, tidak boleh ada jihad di sana. Adapun waktu 13 tahun yang dibutuhkan oleh para sahabat bagi kita membutuhkan waktu lebih panjang.
Syubhat mereka kita jawab, bahwa dari sifat kelompok sesat adalah mendahulukan akal pikiran daripada nash al-Qur'an dan al Sunnah. Maka kita katakan pada mereka, bunyi ayat:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu." (QS. Al Maidah: 3) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berbicara tentang fatrah yang kita diharamkan menempuh jalan jihad, tetapi beliau bersabda,
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran dengan terang-terangan hingga hari kiamat." (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ, وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِهِ, مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ
"Barangsiapa meninggal dunia sementara dia belum pernah berperang atau meniatkan diri untuk berperang, maka dia mati di atas satu cabang dari kemunafikan." (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Abu Bakar al-Shiddiq setelah naik menjadi khalifah berkata, "Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fi sabilillah kecuali Allah menimpakan kehinaan atas mereka."
Sepanjang sejarah, kehinaan umat Islam pada hari ini-lah yang paling besar. Hal itu tidak diakibatkan karena kuatnya tentara Rusia, Amerika, ataupun sekutu. Tetapi diakibatkan karena umat Islam meninggalkan agama mereka dan orang-orang yang mendalami dien meninggalkan jihad. Dan tak seorangpun layak dicela kecuali kita sendiri, kita telah mendapatkan apa yang harus menimpa kita.
Sepanjang sejarah, kehinaan umat Islam pada hari ini-lah yang paling besar. . . diakibatkan karena umat Islam meninggalkan agama mereka dan orang-orang yang mendalami dien meninggalkan jihad.
Sufyan Ibnu Uyainah seorang ulama besar dari kalangan tabi'in berkata kepada muridnya, Abdullah bin al Mubarak: "Apabila manusia sudah berselisih tentang apa saja, kebenaran ada pada ahli tsughur (para mujahidun), karena Allah Ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS. Al-Ankabut : 69)
Sekarang, silahkan memilih anatara kehinaan di dunia dan akhirat serta adzab yang pedih dari Allah; atau ampunan dari segala dosa semenjak tetesan darah pertama, tempat di jannah, diselamatkan dari adzab kubur dan kengerian yang maha dahsyat, mahkota dari permata, 72 bidadari bermata jeli, memberi syafaat untuk 72 anggota keluarga, kehidupan di tembolok burung surga, dan derajat tertinggi di jannah dengan kata lain mendapat syahadah.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah, "Jihad menjadi fadlu ain dalam 4 kondisi:
1. Jika Imam mewajibkan orang untuk keluar berjihad.
2. Jika sudah berada di dalam barisan pasukan jihad, maka kabur pada hari peperangan termasuk dosa besar.
3. Apabila orang-orang kafir sudah mengepung dan menduduki bumi kaum muslimin.
4. Apabila seseorang menguasai teknik operasional senjata tertentu dan tak seorangpun selainnya yang mengerti cara menggunakannya. . .
Para ulama juga bersepakat bahwa kaum muslimin tidak boleh meninggalkan jihad lebih dari setahun, walaupun tidak seorangpun berani menyerang mereka.
Semoga Allah menolong kaum mujahidin, memberikan kemenangan untuk mereka, mengadzab kaum kafirin dengan kekuatan dan takdir-Nya. Amiin.
Oleh: Purnomo WD

Nasihat Ulama Tentang Kejahatan Zionis Israel di Palestina


Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para shahabatnya serta siapa saja yang setia mengikuti mereka sampai akhir zaman.
Sesungguhnya Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Dewan Tetap Untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan kejadian) yang menimpa saudara-saudara kita, kaum muslimin di Palestina, dengan penuh kesedihan, duka, dan kepiluan. Khususnya yang berada di Jalur Gaza. Yaitu angkara murka dan pembunuhan terhadap anak-anak, kaum wanita dan orang-orang renta; pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, penghancuran rumah-rumah, fasilitas-fasilitas umum, dan teror terhadap orang-orang tak berdosa. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kezaliman terhadap penduduk Palestina.

Kehancuran Israel Menurut Al-Qur'an dan Hadits


Oleh: Fauzan Al-Anshari
(Pimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Anshorulloh Ciamis)
Kejahatan Yahudi
Tragedi Flotilla pekan lalu benar-benar menggetarkan hati manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan. Sehingga kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang mereka terhadap para Nabi. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits.

Nasihat dan Doa Ulama Untuk Menolong Gaza


Ulama ibarat pembawa cahaya yang akan menyinari umat manusia dari kegelapan. Melalui mereka, manusia akan terbimbing di atas hidayah dan terselamatkan dari kesesatan. Semua itu karena mereka mewarisi petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu ilmu Al-Kitab dan hikmah.
Dalam melihat persoalan yang menimpa suadara kita di Gaza yang menderita karena kebiadaban Israel, kita juga membutuhkan arahan dari para ulama. Dengan arahan mereka yang bersandar kepada Al-Qur'an dan Sunnah, kita berharap tepat dalam bersikap sehingga tidak terombang-ambing oleh permainan dan penyesatan opini musuh-musuh Islam di dunia Barat.
Salah satu persoalan yang berusaha dirusak dan dimatikan adalah amal jihad di Gaza. Musuh-musuh Islam selalu berupaya melakukan tasykik (membuat ragu) dan menanamkan syubuhat (salah memahami) akan keabsahan amal jihad di Gaza, kewajiban menolong dan mendoakan para mujahidin dan kaum muslimin di sana.
Keberhasilan musuh-musuh Islam dalam menanamkan tasykik dan syubuhat tadi terlihat dengan munculnya beberapa tokoh atau kelompok di tengah-tengah umat yang sangat meremahkan kondisi umat Islam di Gaza dan membatilkan amal jihad di sana. Akibatnya mereka memandang para mujahidin yang melawan tentara zionis Israel sebagai orang yang salah dalam melakukan jihad fi sabilillah sehingga tidak layak di tolong dan didoakan.
Berikut ini sebuah fatwa dari Syaikh Abdullah bin abdurrahman al-Jibrin hafidzahullah yang dinukil dari salah satu situs.
________________


Palestina Akan Menjadi Pusat Kebangkitan Islam?


Sudah lebih dari 62 tahun penjajah dan teroris sejati Zionis Israel menduduki bumi kaum muslimin, Palestina. Selama itu, Zionis Israel melakukan aksi kejahatan paling biadab terhadap hak bangsa Palestina yang tertindas dan terisolasi. Dan selama itu pula, Bangsa Palestina telah melewati penindasan dalam rentang waktu yang penuh dengan berbagai macam ujian dan cobaan.
Di sanalah, terdapat kiblat pertama umat Islam, tempat dilahirkannya nabi-nabi pilihan, kota ketiga yang diberkahi dan dimuliakan Alllah Subhanahu wa Ta'ala, serta dijadikan area jihad fi sabilillah. Namun kini, Tempat suci tersebut telah dicaplok Zionis laknatullah 'alaihim, Al-Quds diyahudikan secara terang-terangan. Bahkan, masjid suci Al-Aqsha berusaha dirobohkan.
Walaupun demikian, banyak kalangan yang menilai bahwa Palestina akan menjadi jantung kebangkitan Islam. Di sanalah, menurut isyarat hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam akan berdiri khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Bahkan, Palestina akan menjadi pusat kekhilafahan. Wallahu a'lam.
Ikhwan fillah, mari kita lihat beberapa hadits yang menguatkan hal di atas:

MENGUNGKAP DOKTRIN YAHUDI DALAM ILMU PSIKOLOGI

Oleh: Pizaro (Aktif di Kajian Zionisme Internasional)


Mengapa kita harus terkejut ketika diberi fakta bahwa inti pelajaran-pelajaran di sekolah kita 95% adalah ajaran setanisme? Toh kita telah membuang Tuhan Yang Maha Esa dari sekolah-sekolah umum kita sudah sejak awal tahun 1960-an. Jadi, sekarang sekolah milik kita telah dibersihkan dari Tuhan selama tiga dekade, sekarang saatnya untuk memperkenalkan agama Anti-Kristus, murni Setanisme. Namun, pengenalan ini, setidaknya pada tahap awal, harus disamarkan, sehingga sebagian besar guru dan pengelola sekolah akan tertipu untuk sifat sejati ajaran ini. Jadi, Setanisme ajaran ini telah diperkenalkan ke sekolah-sekolah kita dengan kedok psikologi. (David Bay, Praktisi Pendidikan di Amerika).

Mengungkap Akar Permusuhan Kaum Muslimin Dengan Yahudi


Umat Islam pada saat ini terjerumus ke dalam fanatisme dan penyakit yang mematikan, di antara bentuk terparahnya adalah penjajahan bangsa Yahudi atas negeri kaum Muslimin, Palestina. Yahudi telah membunuh kaum laki-laki dan anak-anak kaum muslimin, meneror dan melecehkan kaum wanita dan anak-anak, membakar masjid dan menghancurkan rumah mereka, serta memboikot dan memblokade mereka dari dunia luar.
Seorang muslim dalam melihat dan menilai sesuatu harus bertolak dari kabar berita Al-Kitab dan al-Sunnah. Dari sini, kita sadarkan diri kita dan terangi jalan kita, serta mempersiapkan kekutan untuk menghadapi musuh-musuh kita.
Kenapa kita membenci Yahudi
Kenapa kita marah, benci, dan memusuhi Yahudi? Mari kita lihat makar dan kejahatan mereka yang sebenarnya.
Kita membenci Yahudi karena mengharap keridlaan Rabbana. Kita membenci mereka karena Allah, disebabkan mereka menghina Allah dan membunuh para Nabi dan mencela mereka.