Pernah aku ikut bekerja dengan Ayah, karena Ayahku adalah seorang mandor dan pada waktu itu Ayah kurang tenaga kerja maka dia mengajak aku bekerja pada sebuah proyek pembuatan rumah tipe 21. Aku memang tidak berpengalaman dan tidak mengerti apa-apa soal membuat rumah, dan Aku ditugaskan untuk meratakan tanah untuk membuat taman. Itu bagiku hal yang mudah dan hasilnya pun cepat selesai.
Lalu Ayah menyuruhku untuk membuat tembok dengan menyusun atau mengecor batu-bata agar menjadi tembok yang bagus. satu persatu aku cor batu-bata tersebut dan aku susun, ketika antara batu-bata satu dengan yang lainnya tidak rapih aku mengulangnya dari awal. Disitu aku merasakan sulit karena pengalaman pertama dan juga banyak yang tidak rata. setelah aku coba pelan-pelan dan walhasil memuaskan aku tak tahu bahwa terdapat dua batu-bata yang tidak rata dengan batu-bata yang lain. Ingin rasanya aku mengulang semua itu, namun campuran semen pasir sebagai perekat batu-bata tersebut sudah mulai mau mengering seandainya aku mengulang 2 batu-bata tersebut maka yang lain akan hancur pula.
Ingin rasanya aku lari dan mengundurkan diri dari pekerjaan ini karena melelahkan dan butuh ketelitian. Pada saat itu Ayah datang dan melihat serta menilai hasil buatanku lalu katanya "Ini adalah tembok pertama yang kau buat yang sangat Indah". Akupun begitu kaget mendengarnya lalu Aku bertanya kepada Ayah "mengapa Ayah bilang tembok ini bagus dan Indah? Padahal ada dua yang tidak rata dan itu menurutku pemandangan yang buruk."
Disaat itu Ayah menjawab dengan bijak bahwa. kamu menata batu-bata itu hingga menjadi tembok saja sudah bagus seandainya dari 200 batu bata dan yang tidak rata hanya 2 berarti yang bagus dan tersusun rapih adalah 198 batu-bata. Sama halnya kamu melihat sedikit keburukan seseorang dan tidak memperhatikan banyaknya kebaikan seseorang. Ingatlah nak bahwa kesempurnaan hanya milik Alloh SWT dan kamu sudah bekerja dengan baik.
Jika ditanya bagaimana rasanya menyusun batu-bata menjadi tembok yang bagus ? Pasti jawabannya adalah perhatikanlah yang baik-baik ketika menyusun dan jangan pedulikan hal yang buruk disaat menyusun. Karena jika kita tertuju kepada hal yang buruk maka batu-bata lain yang sudah tersusun rapih dan indah tetap saja terlihat buruk.
tambahkan cinta dan kurangi benci, sesungguhnya melihat 198 bata yang tersusun rapih lebih indah dari pada terfokus pada 2 bata yang tersusun tidak rapih.