Pernah berpikir bahwa sifat-sifat manusia itu berkembang dari lingkungan yang mempengaruhinya. Dan sempat saya rasakan bahwa itu sepertinya benar, ketika saya mulai kecanduan jejaring sosial bernama Facebook atau FB saya sering membuat setatus-status dari potongan-potongan syair atau status yang merujuk pada motivasi dan bersifat lingkungan dengan hal-hal yang cantik dan indah.
Dari situ saya mulai merasa diri saya merasa menjadi melangkolis dan tidak itu saja, dalam memilih teman di FB pun saya lebih selektif dari narsis foto yang menurut saya itu indah dan cantik, lalu pekerjaannya, sekolah dan tempat kuliahnya, serta hal-hal yang menurut saya itu baik untuk saya atau bisa dibilang mendekati sempurna yang identik dengan sifat melangkolis.
Namun ketika saya bergaul dengan orang lain tidak di dunia maya atau internet atau jejaring sosial saya tetap sanguinis dan ramah terhadap setiap banyak orang. Ada hal saya berpikir ketika saya sedang dalam keluarga yang menuntut saya menjadi lebih baik sehingga ketika saya berjuang dalam hal mencari nafkah untuk diri
sendiri maupun dengan keluarga saya bisa tanpa mereka saya cukup bilang kalau mau membantu ya cukup saja doakan saya yang terbaik, dan hal ini yang saya berfikir jika saya didalam keluarga saya bersikap koleris karena menurut saya keluarga itu sebuah tim jadi jika tak ada kordinasi dari pembagian tugas dan ada campur tangan dari divisi lain tanpa rencana dan tidak bersifat dibutuhkan akan menjadi hal yang mubazir.
Dan ketika saya beribadah pun setelah saya selesai makan saya akan berdoa dan bersyukur kepada Ilahi dan berfikir bahwa ibadah membuat saya menjadi plagmatis dan cinta damai serta tenang. Dari tulisan ini mungkin bagi pembaca itu merupakan sebuah informasi yang bagus dan bisa saja setuju atau tidak dengan saya, karena sebuah karakter atau sifat manusia itu kuat tergantung dirinya yang merasakan dan yang menjalaninya.
Dari situ saya mulai merasa diri saya merasa menjadi melangkolis dan tidak itu saja, dalam memilih teman di FB pun saya lebih selektif dari narsis foto yang menurut saya itu indah dan cantik, lalu pekerjaannya, sekolah dan tempat kuliahnya, serta hal-hal yang menurut saya itu baik untuk saya atau bisa dibilang mendekati sempurna yang identik dengan sifat melangkolis.
Namun ketika saya bergaul dengan orang lain tidak di dunia maya atau internet atau jejaring sosial saya tetap sanguinis dan ramah terhadap setiap banyak orang. Ada hal saya berpikir ketika saya sedang dalam keluarga yang menuntut saya menjadi lebih baik sehingga ketika saya berjuang dalam hal mencari nafkah untuk diri
sendiri maupun dengan keluarga saya bisa tanpa mereka saya cukup bilang kalau mau membantu ya cukup saja doakan saya yang terbaik, dan hal ini yang saya berfikir jika saya didalam keluarga saya bersikap koleris karena menurut saya keluarga itu sebuah tim jadi jika tak ada kordinasi dari pembagian tugas dan ada campur tangan dari divisi lain tanpa rencana dan tidak bersifat dibutuhkan akan menjadi hal yang mubazir.
Dan ketika saya beribadah pun setelah saya selesai makan saya akan berdoa dan bersyukur kepada Ilahi dan berfikir bahwa ibadah membuat saya menjadi plagmatis dan cinta damai serta tenang. Dari tulisan ini mungkin bagi pembaca itu merupakan sebuah informasi yang bagus dan bisa saja setuju atau tidak dengan saya, karena sebuah karakter atau sifat manusia itu kuat tergantung dirinya yang merasakan dan yang menjalaninya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar